Hukum Newton adalah seperangkat prinsip fundamental yang menggambarkan hubungan antara gaya dan gerak benda. Diformulasikan oleh Sir Isaac Newton, hukum-hukum ini menjadi landasan mekanika klasik dan sangat penting dalam fisika. Pemahaman akan Hukum Newton memungkinkan kita untuk memprediksi dan menjelaskan berbagai fenomena gerak, dari jatuhnya apel hingga pergerakan planet di tata surya.
Prinsip-prinsip ini merevolusi pemahaman kita tentang alam semesta pada abad ke-17. Sebelum Newton, gagasan tentang gerak seringkali intuitif dan kurang sistematis. Hukum Newton menyediakan kerangka kerja matematis dan konseptual yang kokoh, mengubah cara ilmuwan memandang dan menganalisis dinamika benda. Warisan ini tetap relevan hingga saat ini.
Hukum Newton pertama dikenal sebagai Hukum Inersia. Hukum ini menyatakan bahwa suatu benda akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan dalam garis lurus, kecuali jika dipengaruhi oleh gaya eksternal. Konsep inersia menjelaskan mengapa benda cenderung mempertahankan keadaannya, dan mengapa perlu gaya untuk mengubah keadaan geraknya.
Artinya, jika sebuah buku diam di meja, ia akan tetap diam kecuali ada gaya yang mendorong atau menariknya. Demikian pula, jika sebuah bola meluncur di permukaan es tanpa gesekan, ia akan terus bergerak dengan kecepatan dan arah yang sama. Pemahaman tentang Hukum Newton ini krusial untuk menjelaskan banyak fenomena sehari-hari yang kita amati.
Newton kedua, sering disebut Hukum Gerak, menjelaskan hubungan antara gaya, massa, dan percepatan. Persamaan terkenalnya adalah F=ma, di mana F adalah gaya total yang bekerja pada benda, m adalah massa benda, dan a adalah percepatannya. Hukum ini menunjukkan bahwa semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar pula percepatan yang dihasilkan.
Sebaliknya, semakin besar massa suatu benda, semakin kecil percepatan yang dihasilkan oleh gaya yang sama. Ini berarti mendorong gerobak kosong lebih mudah daripada mendorong gerobak penuh, karena gerobak penuh memiliki massa yang lebih besar. Penerapannya kedua sangat luas dalam rekayasa dan desain.
Hukum ketiga, atau Hukum Aksi-Reaksi, menyatakan bahwa untuk setiap aksi, ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Ini berarti bahwa gaya selalu muncul berpasangan.
