Beruang Madu (Helarctos malayanus) adalah spesies beruang terkecil di dunia yang menghuni keanekaragaman hayati hutan-hutan tropis yang lebat di kawasan Asia Tenggara yang hangat dan lembab, termasuk Indonesia dan Malaysia yang kaya akan flora dan fauna. Dikenal luas karena ukurannya yang relatif mungil dibandingkan kerabat beruang lainnya, bulu hitam legamnya yang seringkali tampak berkilauan di bawah sinar matahari hutan, serta tanda unik berbentuk “U” berwarna oranye atau kuning cerah yang menghiasi dadanya, mereka memiliki pesona tersendiri yang membuatnya dicintai oleh banyak orang sekaligus menjadikannya sangat rentan terhadap berbagai ancaman di habitat aslinya.
Dibalik penampilannya yang menggemaskan dan tingkah lakunya yang lucu, Beruang Madu adalah pemanjat pohon yang sangat ulung dan memiliki kelincahan yang luar biasa di antara pepohonan tinggi. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di atas kanopi hutan yang rimbun, dengan cekatan mencari makan berupa madu manis (sesuai dengan namanya yang melekat), berbagai jenis buah-buahan hutan yang matang, serangga yang kaya protein, serta mamalia kecil yang sesekali mereka buru. Lidah mereka yang luar biasa panjang dan fleksibel menjadi alat yang sangat berguna untuk menjilat madu dari sarang lebah yang tersembunyi di celah-celah pohon yang sulit dijangkau oleh hewan lain.
Beruang Madu memainkan peran ekologis yang sangat penting dan seringkali terlupakan sebagai penyebar biji yang efektif di dalam hutan. Ketika mereka memakan berbagai jenis buah-buahan yang tumbuh di hutan tropis, biji-bijian yang tidak tercerna dalam perut mereka akan dikeluarkan bersama kotoran di berbagai tempat yang berbeda di seluruh kawasan hutan, membantu proses regenerasi berbagai jenis tumbuhan hutan dan menjaga keanekaragaman hayati ekosistem yang kompleks ini.
Sayangnya, populasi Beruang Madu di alam liar terus mengalami penurunan yang mengkhawatirkan akibat berbagai ancaman serius yang semakin meningkat. Hilangnya habitat hutan yang luas karena deforestasi yang disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan skala besar dan penebangan liar yang tidak terkendali menjadi faktor utama yang mengancam keberlangsungan hidup mereka.